Sociopreneurship, Strategi Mewujudkan Inklusifitas dan Humanitas dalam Kehidupan

December 27, 2022, oleh: superadmin

Yogyakarta (26/12) – sociopreneurship merupakan bidang kewirausahaan yang dijalankan dengan tujuan untuk membantu kehidupan social dan kemanusiaan. Sociopreneurship berasal dari kata social institution dan corporate. Social institution merupakan suatu institusi atau lembaga yang dibangun untuk kepentingan social dan sifatnya nirlaba. Sementara corporate dalam dunia ekonomi diartikan sebagai kewirausahaan yang sifatnya profit oriented. Sociopreneurship mencoba untuk menyatukan antara kewirausahaan yang bergerak di atas kesadaran dan kepedulian sosial.

Di tengah gemparnya isu inklusifitas yang bergaung saat ini, Sociopreneurship memiliki kontribusi besar dalam pemberdayaan masyarakat sekaligus memberi ruang bagi disabilitas untuk dapat berkarya sebagaimana manusia pada umumnya. Inklusifitas juga menjadi bagian dari tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) agar terbentuk kehidupan yang humanis dengan kesetaraan dan keadilan yang diberikan. Sociopreneurship dalam hal ini mengambil peran penting dalam membentuk kewirausahaan yang didalamnya terdiri dari penyandang disabilitas yang diwadahi dan diberdayakan.

Sociopreneurship juga menjadi salah satu strategi untuk melengkapi pemberdayaan masyarakat yang dilakukan pemerintah. Sama halnya Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau civil society, sociopreneur digerakan oleh suatu komunitas yang peduli akan pemberdayaan masyarakat. Lembaga ini digerakan secara mandiri oleh suatu komunitas dari operasional hingga manajerial. Kesadaran jiwa sociopreneur dibutuhkan ddalam suatu negara untuk mengisi keterbatasan pemerintah dalam menjangkau seluruh masyarakat yang perlu diberdayakan.

Pentingnya sociopreneur dalam suatu negara melatarbelakangi perlunya bidang ini dikuasai oleh mahasiswa Ilmu Pemerintahan untuk menumbuhkan kesadaran kemanusiaan. Sociopreneurship juga dapat menjadi salah satu prospek karir bagi lulusan Ilmu Pemerintahan karena melalui lembaga ini mereka dapat menjadi wadah bagi mereka mengimplementasikan jiwa pemberdayaan masyarakat dan menjadi bagian dari penyeimbang pemerintahan. Oleh karena itu pada Kurikulum Output Based Education (OBE) ini IP UMY untuk pertama kalinya IP UMY membentuk Mata Kuliah Sociopreneurship yang ditujukan agar mahasiswa dapat terpantik untuk berkontribusi dalam lembaga sosial ini. (NAH)