Respons Terhadap Perkembangan Digital, Prodi IP Selenggarakan Kuliah Umum

January 6, 2022, oleh: superadmin

Yogyakarta (6/1) – Perkembangan zaman yang semakin modern beriringan dengan perlunya perkembangan digital. Hal tersebut senada dengan Kuliah Umum yang dilaksanakan oleh Program Studi (Prodi) Ilmu Pemerintahan (IP) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang bertajuk  “Jabar Digital Service: Data Integration and Open Data on the Digital Province for policy Support” yang dilaksanakan secara online pada Selasa, (21/12).

Kuliah Umum menghadirkan pembicara Agi Agung Galuh Purwa, S.TP., M.Sc., M.P.A. sebagai Kepala Jabar Digital Service (JDS). Agi, sapaannya, menyampaikan bahwa Jawa Barat memiliki jumlah masyarakat terbanyak di Indonesia dengan total 49 juta jiwa dengan 5.312 Desa. Oleh karena itu, dari banyaknya Jumlah Masyarakat tersebut maka perlu adanya Inovasi yang dapat memudahkan masyarakat dalam mengakses berbagai macam layanan dan data dari Pemerintah. Namun, Agi juga menuturkan bahwa Jawa Barat dan Indonesia kekurangan digital talent.

“Kita menghadapi berbagai challenge salah satunya adalah isu mengenai Digital Talent yang terbatas. Dimana, riset bank dunia mengatakan bahwa hingga 2030 Indonesia akan kekurangan hingga 9 juta Digital Talent.”

Tidak hanya mengenai digital talent, beberapa challenges yang dialami oleh Provinsi Jawa Barat diantaranya seperti: 1) Pandemi Covid-19, 2) Perbedaan Akses Digital di Desa dan Kota, 3) Hoax dan Informasi yang salah dan 4) Data Management. Beberapa problem tersebut dirangkum dan muncullah inovasi JDS. JDS merupakan sebuah kumpulan dari berbagai macam inovasi seperti Aplikasi Pikobar, Jabar Coding Camp, Desa Digital, Sapawarga, Jabar Command Center dan lain sebagainya yang berfungsi sebagai pusat data dan layanan bagi masyarakat Provinsi Jawa Barat.

Agi menambahkan bahwa sebelum adanya JDS, Data di Provinsi Jawa Barat belum terstruktur dan masih tersebar.Oleh karena itu, setidaknya terdapat 3 Fokus Program JDS diantaranya penggunaan Big Data, Pengembangan Kehidupan Masyarakat dan Transformasi Digital.

“Harapan kami data yang dikelola Pemerintah betul-betul presisi dan menjadi dasar dalam mengambil kebijakan. Karena kondisi data belum terstruktur dan termanage dengan baik. Kemudian juga dapat memberikan benefit yang baik bagi masyarakat seperti masyarakat Desa bisa masuk ke e-commerce milik Pemerintah dan perlunya untuk digitalisasi.”

Sebagai penutup, Pak Agi menekankan bahwa ditengah disrupsi digital kita sebagai Bangsa Indonesia jangan hanya menjadi tamu di Negeri sendiri dikarenakan minimnya SDM dalam berbagai bidang.

“Jangan sampai kita menjadi tamu di Negeri sendiri dengan banyaknya SDM yang berasal dari luar.” Tutupnya. (ASR)