Berita

Yogyakarta (15/8) – Sebagai lembaga akademis, program studi dituntut untuk dapat mengembangkan kurikulum pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan ilmu dan kebutuhan dunia profesional. Pesatnya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) generasi muda di Indonesia yang terlihat dari tingginya strata pendidikan yang ditempuh, menciptakan tantangan baru pada dunia profesional. Tingginya angkatan kerja dari jenjang sarjana maupun magister yang tidak dapat diimbangi dengan kesempatan kerja, menjadi pekerjaan rumah bagi perguruan tinggi untuk menciptakan lulusan yang berdaya saing.

Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) bukan lagi menjadi faktor penilaian tunggal bagi dunia profesional untuk menerima calon pegawai baru. Lulusan sarjana maupun magister dituntut untuk dapat mengaplikasikan teori yang didapatnya selama perkuliahan untuk berkontribusi dan menjadi solusi bagi permasalahan publik. Oleh karena itu perguruan tinggi termasuk program studi memiliki tantangan baru untuk menciptakan lingkungan pembelajaran berbasis praktis agar melahirkan lulusan yang inovatif dan implikatif.

Program Studi Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (IP UMY) menjadi salah satu program studi yang berhasil dalam mengadaptasi pembelajaran teoritis dan praktis. Pembelajaran ini ditujukan untuk menstimulasi kemampuan hard skill maupun softskill mahasiswa melalui pembelajaran teoritis, praktis, implikatif dan interaktif. IP UMY memiliki lembaga khusus untuk  membantu mengembangkan softskill mahasiswa yakni Laboratorium Ilmu Pemerintahan UMY. Lembaga ini berkontribusi dalam mewadahi pembelajaran implikatif dan interaktif melalui kuliah lapangan dan kuliah umum bersama praktisi.

Proses pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa terkait teori yang telah dipelajarinya sekaligus memantik daya kritis terhadap isu yang muncul dalam dunia profesional. IP UMY melalui Laboratorium Ilmu Pemerintahan juga memfasilitasi pelatihan softskill bagi mahasiswa yang terdiri dari softskill jurnalistik, team building, kepenulisan karya ilmiah, public speaking, sociopreneurship, dan klinik skripsi. Masing-maisng softskill tersebut diselenggarakan pada setiap semester sehingga seluruh mahasiswa dapat mengembangkan bakatnya di sela-sela pembelajaran teoritis.

Keberhasilan IP UMY dalam menerapkan pembelajaran implikatif melalui pengembangan kurikulum dan manajemen laboratorium, mengundang perhatian perguruan tinggi lain untuk meneladaninya. Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) menjadi salah satu perguruan tinggi yang tertarik untuk melakukan studi banding pada IP UMY terkait pengembangan lokakarya kurikulum dan laboratorium.

Studi banding ini dilakukan melalui kunjungan langsung oleh Pimpinan dari IPDN ke Laboratorium Ilmu Pemerintahan UMY, Gedung Ki Bagus Hadikusumo Lt. 1, pada Sabtu (12/8). Kedatangan Pimpinan dari IPDN disambut baik oleh Ketua Program Studi Ilmu Pemerintahan UMY, Dr. Tunjung Sulaksono, S.IP., M.Si., dan Sekretaris Program Studi Ilmu Pemerintahan UMY, Muhammad Eko Atmojo, S.IP., M.IP. Melalui kunjungan ini, diharapkan keberhasilan IP UMY dalam mengembangkan kurikulum pembelajaran dan manajemen laboratorium dapat memberi dampak positif bagi perguruan tinggi lain. (NAH)