Dua Bulan Pelaksanaan MBKM, Prodi IP Laksanakan Monev Buat Mahasiswa Kampus Mengajar

November 12, 2021, oleh: superadmin

Yogyakarta (11/11) – Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), sudah berjalan dua bulan sejak dimulai pada bulan september kemarin. Program yang digawangi oleh Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud-ristek) ini, memiliki  banyak tawaran program buat mahasiswa dan dosen, untuk menambah pengalaman kerja di luar kampusnya.

Salah satu program MBKM yang banyak diminati adalah Program Kampus Mengajar. Program ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengajar di berbagai sekolah yang telah ditentukan, untuk membantu proses kegiatan belajar di sekolah.

Program Studi Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (Prodi IP UMY), juga tidak luput memantau perkembangan mahasiswanya selama mengikuti program MBKM, khususnya Kampus Mengajar.

Untuk mengetahui perkembangan mahasiswa IP UMY, Prodi IP UMY menyelenggarakan Monitoring dan Evaluasi (Monev) MBKM terhadap beberapa mahasiswa yang mengikuti program Kampus Mengajar. Rabu, (10/11)

Adapun jumlah mahasiswa IP UMY yang mengikuti program Kampus Mengajar semester ini sebanyak 8 orang, diantaranya : Miftahul Khaeriyah (2018), Shelsa Aurelia Gunawan Putri (2018), Wahyu Budhi Yuni (2019), Alma Titian (2018), Febriana Andiani Lestari (2018), Novera Anjarbaiti (2018), Putri Nabila Thalia (2018), dan Wresniwira Luhur Parintis (2018).

Monev yang diselenggarakan secara online tersebut, dipimpin langsung oleh Ketua Program Studi (Kaprodi) IP UMY, Dr. Tunjung Laksono, S.IP., M.Si.

Di dalam monev yang yang diselenggarakan, Tunjung Laksono mengingatkan para mahasiswa untuk menyelesaikan tugas programnya di Kampus Mengajar. Selain itu juga, memberikan motivasi yang kuat kepada mahasiswa IP UMY.

Dihubungi setelah Monev berlangsung, Tunjung Laksono menjelaskan bahwa monev dilakukan sebagai bentuk komitmen Prodi IP UMY, untuk memantau perkembangan mahasiswa MBKM, dalam hal ini Kampus Mengajar.

“Alhamdulillah, secara umum berjalan baik. Pada umumnya setiap peserta menceritakan semua kendala, hambatan dan program yang dijalankan di sekolah” jelasnya.

Selain itu, Tunjung Laksono juga menyayangkan masih ada beberapa sekolah yang ditempati mahasiswa MBKM, yang belum sepenuhnya mendapatkan sosialisasi program MBKM dari pusat. Menurutnya kurang koordinasi ini, akan mempengaruhi kinerja dan program dari mahasiswa MBKM.

“Panitia belum maksimal untuk mensosialisasikan kampus mengajar. Sehingga banyak guru dan Kepala Sekolah yang belum mengetahui.” Ujarnya.