Mahasiswa Ilmu Pemerintahan 2015 Adakan Kuliah Lapangan Ke Desa Panggungharjo, Sewon, Bantul

November 4, 2017, oleh: superadmin

Kuliah lapangan sudah menjadi metode yang biasa digunakan untuk mengombinasikan ilmu pengetahuan yang didapatkan oleh mahasiswa Ilmu Pemerintahan. Kuliah lapangan tersebut pada dasarnya memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mensinkronkan antara teori yang selama ini didapatkan pada saat perkuliahan dengan praktik yang terjadi di dalam proses pemerintahan. Dengan demikian, mahasiswa dapat mengambil refleksi atas apa yang telah mereka lihat di lapangan secara langsung. Pada hari Jum’at tanggal 03 November 2017 sebanyak 90 mahasiswa jurusan Ilmu Pemerintahan 2015, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, melaksanakan kuliah lapangan bertempat di Desa Panggungharjo Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul.
Kunjungan lapangan ini dalam rangka kuliah lapangan mata kuliah Tata Kelola Pemerintahan Desa. Bertempat di Balai Pertemuan Kantor Desa Panggungharjo, selain Ibu Erni Zuhriati, S.IP., M.Si selaku Dosen Pengampu mata kuliah Tata Kelola Pemerintahan Desa, ikut hadir Kepala Desa Panggungharjo Bapak Wahyudi Anggoro Hadi, Bapak Helmi selaku kepala desa Pendowoharjo dan jajaran aparatur desa lainnya.
Dalam sambutannya Ibu Erni menjelaskan bahwa Desa Panggungharjo telah menjadi juara 1 desa teladan nasional, sehingga kuliah lapangan ini dirasa sangat tepat sebagai penambah materi melebihi teori-teori di kelas, untuk mengetahui bagaimana implementasi, tata kelola dan bentuk kepemimpinan. Selain itu dapat memahami implementasi akuntabilitas, profesionalitas dan pengelolaan desa berdasarkan fakta yang terjadi di Pemerintahan Desa Panggungharjo. Forum ini harapannya menjadi motivasi bagi mahasiswa. Karena tak menutup kemungkinan mahasiswa yang hadir saat ini akan menjadi kepala desa esok hari, karena kepala desa saat ini dianggap sangat berkapabilitas. Adanya dana desa menghendaki setiap kepala desa untuk inovatif sehingga mampu menjadi inspirasi bagi masyarakat.
Wahyudi Anggoro Hadi, serta segenap aparatur pemerintah Desa Panggungharjo mengapresiasi kunjungan lapangan ini. Pada sesi acara inti Wahyudi Anggoro menjelaskan arah kebijakan pembangunan Desa Panggungharjo, menggunakan sebuah sistem rencana pembangunann yang terdiri dari 4 unsur Meta Data yaitu; data spasial, data geofisik, data sosial dan data ekonomi. Arah pembangunan Desa Panggungharjo bisa disebut menuju ke arah teknokratis yang berfokus kepada transparansi publik, pelayanan publik dan penyediaan barang/jasa publik.
Prioritas pembangunan Panggungharjo berfokus kepada arah pembangunan pemerintahan, salah satu tujuan yang ingin dicapai adalah pola hubungan baru yaitu kepercayaan antara pemerintah desa dan masyarakat Desa Panggungharjo. Untuk membangun kepercayaan pemerintah desa meningkatkan kinerja aparatur desa yang lebih akuntabel. Desa Panggungharjo juga membangun sebuah sistem pengarsipan desa yang sesuai dengan standar yang berlaku. Kemudian sistem transparansi, terakhir adalah membangun partisipasi.
Inovasi-inovasi yang diberlakukan oleh Desa Panggungharjo untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat antara lain; Pertama, segi pendidikan upaya yang dilakukan pemerintah dan warga desa adalah program satu rumah satu sarjana untuk mengentaskan kemiskinan. Desa Panggungharjo juga bekerja sama dengan PTN/PTS agar warga desanya bisa berkuliah dengan gratis hingga tamat. Kedua, segi kesehatan terbebasnya Desa Panggungharjo dari permasalahan kesehatan merupakan hasil dari upaya program pelayanan paripurna ibu hamil. Seperti persalinan gratis, cek kehamilan gratis dan cek kebersihan pasca hamil gratis dengan beberapa rumah sakit di Kabupaten Bantul. Ketiga, segi keamanan dan kertiban umum dengan dibentuknya lembaga mediasi dan advokasi desa untuk mengatasi permasalahan hukum yang dihadapai masyarakat desa, sehingga masalah tersebut tidak sampai ke ranah pengadilan.
Diakhir sesi pemaparan Wahyudi berpesan jangan pernah tinggalkan desa, desa memegang peran strategis tentang masa depan dunia. Karena desa memegang empat komoditas utama bahkan global yaitu udara bersih, air bersih, kesehatan, pangan sehat. Saat ini ini jika kita ingin menghirup udara bersih kita harus pergi ke Desa Dlingo, Kebun Buah Mangunan dan Hutan Pinus, semua udara bersih tersedia di Desa. Saat ini kita ingin meminum harus membeli air bersih, padahal di desa air melimpah. Di perkotaan untuk memperoleh air bersih sangat sulit, padahal untuk mencapai taraf sehat kita perlu meminum air bersih dan menghirup udara bersih. Komoditas pangan desa masih alami dan terjamin kemurniannya sehingga perlu dijaga. Peran penting itulah yang mengakibatkan mahasiswa untuk kembali ke desa karena perlunya mengamankan komoditas utama tersebut. (FR)