KOMAP UMY Adakan Government Tour

April 21, 2016, oleh: superadmin

DPRD DIYKorps Mahasiswa Ilmu Pemerintahan (Komap) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta mengadakan kunjungan ke kantor DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sekaligus berdiskusi dengan Wakil Ketua DPRD DIY. Kunjungan yang merupakan rangkaian dari acara Government Tour ini untuk berdialog seputar permasalahan-permasalahan yang dihadapi masyarakat Yogyakarta seperti persoalan jalur Transjogja, maraknya transportasi daring, perlindungan pasar tradisional, pengadaan ruang terbuka biru, dan lain sebagainya.

Kota Yogyakarta yang pada tahun 2017 nanti akan menggelar pemilukada serantak, masih banyak persoalan yang perlu diatasi. Mulai dari tata ruang kota yang belum sesuai historis dan budaya Yogyakarta, ruang terbuka hijau yang masih terbatas, dan pembangunan mall serta hotel yang marak sehingga mengancam nasib dari pasar tradisional.  Sebagaimana disampaikan oleh Bapak Arief Noor Hartanto, S.IP selaku Wakil Ketua DPRD DIY “Ini usulan inisiatif dari DPRD DIY, kita berharap bahwa pasar tradisional mendapat perhatian yang sangat serius dari pemerintah kabupaten dan kota agar dilindungi keberadaannya sebagai bagian dari pusat pergerakan ekonomi. Selain sebagai pusat perekonomian rakyat, ada nilai-nilai budaya yang harus dijaga dari keberadaan pasar tradisional. Komunikasi yang terjalin antar konsumen dan pedagang menjadi lingkungan sosial tersendiri yang sarat akan budaya Jawa di Yogyakarta”.

Arief Noor Hartanto menjelaskan bahwa ke depannya pemerintah provinsi akan terus mengembangkan fasilitas Transjogja, seperti menambah armada bus dan jalur apabila kajian terkait penumpang dan lainnya memungkinkan untuk itu. Masalah transportasi daring juga disinggung oleh Wakil Ketua DPRD DIY ini, “Menurut saya problematika bukan hanya dari sisi legalitasnya saja, tetapi lebih ke sisi kesiapan seluruh pelaku untuk menyesuaikan dengan kekinian, era kekinian, yang harus kita lalui.” Tidak hanya soal legalitas saja namun juga terkait evolusi pelayanan transportasi publik. Seperti yang sudah terjadi pada transportasi tradisional becak yang semakin tergusur oleh bentor (becak motor), kemudian taksi pelat hitam yang beroperasi liar dimana-mana. Untuk mempertahankan transportasi tradisional yang sudah ada sejak dulu, perlu adanya perbaikan pelayanan (skr).