Delegasi Khon Kaen University, dikenalkan Budaya Yogyakarta

August 16, 2018, oleh: superadmin

Setelah 5 (lima) hari menjalankan kegiatan kunjungan akademik (Academic Visit) ke IP dan IGOV Fisipol UMY, para mahasiswa pascasarjana dan dosen Khon Kaen University (KKU), Thailand diajak untuk berkunjung ke beberapa destinasi wisata budaya Yogyakarta. Tujuan adanya agenda ini ialah untuk memperkenalkan adat maupun budaya, tempat bersejarah dan ragam kesenian Indonesia (15/08/2018).
Acara Field Trip dimulai pada pukul 09.45 WIB para delegasi diantar mengunjungi Museum Benteng Vredeburg, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat atau Keraton Yogyakarta dan Toko Batik Winotosastro. Ketika sampai ke diorama museum Benteng Vredeburg, para delegasi dijelaskan mengenai sejarah perjuangan Indonesia, lahirnya kesultanan Yogyakarta hingga sejarah pemerintahan Indonesia. Winotosastro toko sekaligus tempat produksi batik para delegasi mencoba untuk membuat batik kreasi sendiri, melihat proses pembuatan hingga pengemasan.
Ketika sampai di Keraton Yogyakarta, para delegasi disuguhkan bangunan bersejarah Kota Yogyakarta. Menurut Miss. Pornsan Piyanantisak (Dosen Khon Kaen University), Indonesia khususnya Yogyakarta dan Thailand memiliki karateristik peninggalan sejarah, bangunan dan kesenian daerah yang hampir sama. Hal itu disebabkan oleh adat budaya Budha yang berhasil masuk ke Negara Indonesia memberikan polesan kental nan khas di tiap peninggalannya, walaupun lekat dengan adat jawa. Misalnya saja perangkat gamelan yang berada di salah satu pintu masuk Keraton Kesultanan Yogyakarta, “di Thailand perangkat gamelan dan gendang berukuran lebih kecil, namun bentuknya masih sama”, jelas Miss Pornsan.
Para mahasiswa pascasarjana Khon Kaen University mengakui cukup sulit untuk mengikuti pola gambar ketika mencoba membatik, karena “lilin malam” harus benar-benar panas agar mudah dipoles ke atas kain yang telah digambar pola. Para delegasi diperbolehkan untuk menentukan gambar sesuai keinginan dan mereka sangat antusias. “Ternyata bikin batik sangat memerlukan skill karena butuh kesabaran dan konsentrasi”, ungkap Miss. Patcharaporn Detkawinloet.