Alumni IP UMY dan Pascasarjana KKU adakan Joint Seminar

August 18, 2018, oleh: superadmin

Alumni Ilmu Pemerintahan (IP) UMY dan Delegasi Pascasarjana Khon Kaen University (KKU), Kamis (16/08/18) kemarin mengadakan Joint Seminar dengan tema “Social And Economic Development Challenges: Comparison Between Indonesia and Thailand” di Ruang Sidang Direktur Pascasarjana lantai 1, Gedung Pascasarjana, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Joint seminar tersebut diselenggarakan dalam rangka forum kolaboratif antara mahasiswa pascasarjana untuk mengulas situasi terkini mengenai pembangunan sosial dan ekonomi negara Thailand-Indonesia.
Pada acara ini melibatkan 12 (dua belas) presenter yang terdiri dari 4 (empat) presenter mahasiswa pascasarjana KKU dan 6 (enam) presenter dari Alumni IP UMY dan seorang Mahasiswa Magister Ilmu Pemerintahan (MIP) UMY. Untuk presenter pihak Alumni IP UMY antara lain, Pangky Febriantoro, Riska Sarofah, Helen Dian Fidayani, Aditya Putera Adiguna, Muhammad Dwi Nurfaisal dan Dwian Hartomi Padma Edo serta Muhammad Johan Komara presenter dari Mahasiswa MIP UMY. Sedangkan dari delegasi KKU antara lain Miss. Chonticha Phondaeng, Miss. Patcharaporn Detkawinloet, Miss. Nattawipa Duanglang dan Mr. Awuthruenpakoj.
Dalam penyampaiannya para presenter menggunakan Bahasa Inggris, mengingat bahasa tersebut bahasa universal dan mudah diterima oleh audiensi yang berasal dari Thailand dan Indonesia. Dalam kesempatan ini Muhammad Johan Komara menyampaikan hasil rietnya tentang: one of effective way to use SIGALIH application for future election. In the context of election, trust factors are contrast with some previous studies. Muhammad Johan Komara yang juga menjabat sebagai Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi DIY menawarkan efektifitas penyelenggaran pemilu menggunakan aplikasi SIGALIH.
Seminar berlangsung selama 3 (tiga) jam dimulai pada pukul 09.00 WIB hingga 12.00 berjalan dengan baik. Para peserta semakin antusias ketika memasuki sesi tanya jawab. Bahkan, Prof. Sekson Yongvanit dosen KKU yang menjadi pemimpin delegasi kunjungan mahasiswa pascasarjana tersebut diberi kesempatan untuk bertanya. Tidak heran jika acara ini cukup seru karena acara seperti ini sangat berharga, mempertemukan dua akademisi antar dua budaya yang berbeda sekaligus dalam satu forum.
Berita dan Foto: Rido Argo Mukti